![]() |
Amerika Serikat mendorong India untuk memperkuat kerja sama dagang dan mempertimbangkan kembali perannya dalam BRICS. (Foto:Adobe) |
Pada 3 Juni 2025, di Washington, Sekretaris Komersial Amerika Serikat, Howard Lutnick, menyampaikan pidato dalam sebuah acara yang membahas kerja sama ekonomi antara AS dan India. Dalam pidatonya, Lutnick mendorong India untuk lebih mengutamakan hubungan bisnis dengan Amerika Serikat dibanding memperkuat keterlibatan dalam kelompok BRICS.
Hal ini mencerminkan perubahan dinamika global, di mana India menjadi negara yang semakin diperhitungkan karena pertumbuhan ekonominya yang pesat.
Lutnick menyoroti beberapa hal yang menurutnya menjadi tantangan dalam hubungan AS-India. Salah satunya adalah keputusan India untuk membeli peralatan militer dari Rusia, anggota penting BRICS.
Ia mengatakan bahwa hal tersebut menimbulkan kekhawatiran di pihak AS. Meski begitu, ia juga mengapresiasi langkah India yang mulai membeli senjata dari AS, yang menurutnya bisa memperkuat kerja sama kedua negara.
Lutnick juga menanggapi upaya BRICS untuk mengurangi penggunaan dolar AS dalam transaksi internasional. Ia menyebut bahwa langkah tersebut tidak membantu dalam membangun hubungan yang kuat dengan Amerika.
Sementara itu, India menegaskan bahwa pihaknya tidak mendukung agenda dedolarisasi dan tetap menjaga hubungan baik dengan AS. Pemerintah India di bawah PM Narendra Modi terlihat ingin mempertahankan hubungan dagang yang stabil dengan Amerika, terutama karena sebagian besar transaksinya masih menggunakan dolar.
Lutnick juga menekankan pentingnya akses yang lebih terbuka bagi perusahaan Amerika di pasar India untuk mengurangi defisit perdagangan. Di sisi lain, India juga menginginkan akses yang lebih besar ke pasar AS. Hal ini menunjukkan bahwa negosiasi perdagangan antara keduanya berjalan dua arah.
Rencana perundingan lanjutan sudah dijadwalkan pada 5-6 Juni 2025 di New Delhi. Namun, masih ada beberapa hambatan, seperti tarif tinggi dari India—termasuk tarif 100% untuk beberapa produk—dan isu akses pasar untuk produk pertanian.
Karena itu, kemungkinan kesepakatan yang akan dicapai dalam waktu dekat bersifat terbatas, dan kesepakatan penuh mungkin butuh waktu lebih lama.
Hubungan baik antara Presiden AS Donald Trump dan PM Narendra Modi turut membantu kelancaran pembicaraan dagang ini. Keduanya sering saling memuji dan menunjukkan hubungan personal yang kuat.
India, dengan populasi 1,4 miliar jiwa dan peran penting di sektor teknologi informasi, menjadi mitra ekonomi yang penting bagi AS.
Lutnick juga mengingatkan bahwa jika India tidak menjaga hubungan ini, perusahaan-perusahaan AS bisa mencari pasar lain. Hal ini bisa menjadi kerugian bagi India.
Sejumlah perusahaan teknologi besar juga tertarik dengan pasar India. Salah satunya adalah Starlink milik Elon Musk, yang sedang mempertimbangkan ekspansi ke India dengan layanan internet berkecepatan tinggi.
Meski didorong untuk menjauh dari BRICS, India tampaknya berusaha menjaga keseimbangan strategis. India tetap menjadi anggota BRICS dan masih bekerja sama dengan Rusia dalam bidang pertahanan, tetapi juga menunjukkan komitmen untuk menjaga hubungan baik dengan AS, terutama dalam hal penggunaan dolar dan kerja sama ekonomi.
Menurut Lutnick, keterbukaan dan komunikasi yang jujur sangat penting untuk menyelesaikan isu-isu yang ada. Dengan potensi kerja sama di bidang teknologi, energi, dan pertahanan, India dan AS memiliki peluang besar untuk memperkuat hubungan mereka.
Dorongan AS kepada India untuk memperkuat hubungan ekonomi adalah bagian dari persaingan global yang terus berkembang. India berada dalam posisi penting untuk mengambil keuntungan dari situasi ini, asalkan mampu menjaga keseimbangan dalam hubungannya dengan berbagai kekuatan dunia.
Bagi Amerika, mempererat kemitraan dengan India merupakan langkah strategis untuk mengimbangi pengaruh BRICS dan memperluas pasar globalnya.
Dengan negosiasi perdagangan yang akan berlangsung dalam waktu dekat, dunia menunggu apakah India dan AS dapat mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua pihak. Hubungan ini akan terus menjadi perhatian dalam perkembangan geopolitik dan ekonomi global.
0Komentar