![]() |
Maskapai budget siapkan kursi berdiri bernama Skyrider untuk memangkas harga tiket. Efisien, tapi bikin penumpang rela tidak duduk. (RRI/Saadatuddaraen) |
Dalam dunia penerbangan berbiaya rendah, efisiensi menjadi kunci. Salah satu inovasi terbaru yang mencuri perhatian adalah kursi berdiri atau Skyrider, rancangan dari perusahaan Italia, Avio Interiors. Dengan desain yang menyerupai pelana dan sandaran hanya 45 derajat, Skyrider membuat penumpang bersandar alih-alih duduk penuh, menciptakan cara baru dalam menempuh perjalanan udara.
Skyrider hadir sebagai solusi untuk memaksimalkan ruang dalam kabin. Dibandingkan kursi ekonomi standar dengan jarak 30 inci antar kursi, Skyrider hanya memiliki jarak 23 inci, memungkinkan maskapai menambahkan hingga 20% lebih banyak penumpang dalam satu penerbangan.
Selain itu, kursi ini 50% lebih ringan dari kursi konvensional, memberikan keuntungan tambahan dalam hal penghematan bahan bakar dan biaya operasional.
Kursi Skyrider tidak ditujukan untuk penerbangan jarak jauh. Fokus utamanya adalah pada rute jarak pendek, di mana waktu duduk yang terbatas dianggap masih dapat ditoleransi penumpang, khususnya dengan harga tiket yang jauh lebih murah.
Meskipun efisien, kursi berdiri ini menuai banyak kritik. Sejumlah penumpang menyebutnya sebagai “alat penyiksaan modern”, dengan banyak warganet menyatakan akan lebih memilih moda transportasi lain jika kursi ini diadopsi luas.
Kekhawatiran juga muncul terkait aspek kenyamanan dan keselamatan, terutama dalam situasi evakuasi darurat, meskipun Avio Interiors mengklaim Skyrider telah memenuhi regulasi keselamatan penerbangan.
Jika disetujui sepenuhnya oleh otoritas penerbangan, Skyrider diperkirakan akan mulai digunakan pada tahun 2026. Beberapa maskapai di Eropa dikabarkan tengah mempertimbangkan adopsi desain ini, meski belum ada pernyataan resmi.
Skyrider bukan satu-satunya ide radikal. Sebelumnya, Ryanair sempat mengusulkan kursi hampir tegak, dan AirAsia mempertimbangkan model kursi susun untuk efisiensi pada rute regional.
Semua ini mencerminkan upaya maskapai budget dalam mencari cara inovatif untuk menekan biaya tanpa menaikkan harga tiket.
Kursi berdiri seperti Skyrider membuka diskusi besar mengenai batas kenyamanan penumpang dalam dunia penerbangan murah. Walau menguntungkan dari sisi biaya, tantangan terbesar tetap pada penerimaan konsumen.
Apakah calon penumpang bersedia mengorbankan kenyamanan demi harga lebih murah? Jawabannya mungkin akan terlihat di langit Eropa dalam beberapa tahun ke depan.
0Komentar