Shell Indonesia resmi menjual seluruh jaringan SPBU ke Citadel Pacific dan Sefas Group. (Foto; Dok. SHELL)

PT Shell Indonesia telah mengumumkan keputusan strategis untuk melepas seluruh jaringan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) miliknya di Indonesia. Aset ini dijual kepada perusahaan patungan baru yang dibentuk oleh Citadel Pacific Limited, perusahaan energi asal Filipina, dan Sefas Group, mitra distribusi pelumas Shell di Indonesia.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi global Shell plc untuk merampingkan portofolio dan fokus pada sektor energi rendah emisi serta energi terbarukan. Meski begitu, Shell tetap mempertahankan bisnis pelumasnya di Tanah Air.

Penjualan ini mencakup lebih dari 200 SPBU yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia serta terminal bahan bakar di Gresik, Jawa Timur. 

Namun, penting dicatat bahwa bisnis pelumas Shell — termasuk pabrik berkapasitas 300 juta liter per tahun dan proyek pembangunan pabrik baru di Marunda — tidak termasuk dalam akuisisi ini dan akan tetap dioperasikan oleh Shell Indonesia.

Proses transisi kepemilikan ditargetkan rampung pada tahun 2026, dan selama masa transisi tersebut, seluruh SPBU akan tetap beroperasi secara normal.

Penjualan ini sejalan dengan visi jangka panjang Shell yang tengah melakukan transformasi global untuk mengurangi emisi karbon. Di Indonesia, Shell memilih mempertahankan investasi pada pelumas dan energi terbarukan, sebagai bagian dari komitmen terhadap keberlanjutan.

Susi Hutapea, VP Corporate Relations Shell Indonesia, menjelaskan bahwa "Merek Shell dan produk BBM berkualitas tetap tersedia untuk pelanggan melalui perjanjian lisensi." 

Hal ini memastikan bahwa standar layanan dan mutu produk BBM tidak akan mengalami perubahan meskipun kepemilikan SPBU berpindah tangan.

Siapa Pembeli SPBU Shell?

Citadel Pacific Limited

Citadel Pacific adalah perusahaan keluarga asal Filipina yang juga dimiliki sebagian oleh Ontario Teachers’ Pension Plan dari Kanada. Perusahaan ini memiliki pengalaman panjang dalam sektor energi dan distribusi migas, termasuk sebagai pemegang lisensi Shell di wilayah Pasifik seperti Guam, Saipan, Palau, Makau, dan Hong Kong.

Citadel juga aktif di bidang energi terbarukan, seperti tenaga surya dan pengelolaan pusat data, memperkuat portofolio investasinya di kawasan Asia-Pasifik. Menurut profil resminya, akuisisi SPBU Shell di Indonesia merupakan bagian dari upaya perluasan pasar ritel energi di wilayah strategis ini.

"Akuisisi bisnis SPBU Shell sejalan dengan ekspansi kami di sektor energi dan ritel Asia-Pasifik." — Citadel Pacific.

Sefas Group

Sefas Group didirikan pada tahun 1997 oleh Herman Soegeng dan Ricky Roesli, dan awalnya dikenal sebagai distributor pelumas Shell melalui PT Sefas Pelindotama. Kini, grup ini telah tumbuh menjadi pemain utama dalam sektor distribusi energi dengan 21 kantor dan gudang di seluruh Indonesia.

Selain itu, ekspansi Sefas mencakup berbagai anak usaha seperti:

PT Cahaya Samoedera Bersaudara, distributor pelumas Shell Marine terbesar di dunia.

PT Blue Coolant Indonesia, produsen kimia otomotif.

PT Energi Hijau Samoedra Bersaudara, yang bergerak di bidang energi berkelanjutan.

"Dari distributor pelumas di Kalimantan, kini kami mengelola jaringan energi terintegrasi." — Situs resmi Sefas Group.

Dampak bagi Konsumen dan Industri

Meski kepemilikan berubah, konsumen tidak perlu khawatir. SPBU akan tetap menggunakan merek Shell dengan lisensi resmi, dan BBM akan tetap dipasok oleh Shell, memastikan mutu dan pengalaman pelanggan tetap terjaga.

Namun, akuisisi ini juga membuka babak baru dalam peta persaingan industri ritel BBM di Indonesia, yang kini didominasi oleh Pertamina dan BP/AKR. Kehadiran Citadel-Sefas berpotensi menciptakan dinamika baru, khususnya dalam inovasi layanan dan penetrasi energi ramah lingkungan.

Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa pengalihan kepemilikan SPBU ini tidak memengaruhi iklim investasi sektor hilir migas. 

"Ini langkah bisnis yang sah dan sehat," ujarnya. Pemerintah tetap mendorong investasi asing maupun domestik yang mampu mendukung pembangunan energi nasional secara berkelanjutan.

Shell Tetap di Indonesia

Shell tetap mempertahankan kehadirannya di Indonesia melalui lini bisnis pelumas dan energi baru. Sejarah panjang Shell di Indonesia — yang dimulai sejak akhir abad ke-19 — terus berlanjut, kali ini dengan fokus pada solusi energi berkelanjutan untuk masa depan.

Pengambilalihan SPBU Shell oleh Citadel dan Sefas membuka potensi investasi baru, terutama dalam integrasi sistem pembayaran digital, infrastruktur EV (kendaraan listrik), dan layanan non-BBM di SPBU seperti convenience store dan fasilitas daur ulang.

Dalam waktu dekat, wawancara dengan manajemen Sefas dan laporan keuangan Citadel akan memberikan lebih banyak wawasan tentang rencana jangka panjang mereka di Indonesia.