Persib Bandung bersiap IPO di Bursa Efek Indonesia pada 2026. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Persib Bandung bersiap mencetak sejarah baru. Klub kebanggaan Jawa Barat ini menargetkan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal tahun 2026. Rencana Initial Public Offering (IPO) tersebut menandai upaya besar Persib dalam mengubah wajah klub sepak bola menjadi lebih profesional, modern, dan terbuka untuk publik, termasuk para pendukung fanatiknya, bobotoh.

Rencana IPO ini datang setelah Persib sukses menjuarai Liga 1 musim 2024/2025, memperkuat posisi manajerial dan fondasi bisnis klub. Menurut CEO Persib, Glenn Sugita, ini adalah langkah konkret, bukan sekadar wacana. Ia menegaskan bahwa impian untuk membawa Persib ke pasar modal kini menjadi tujuan nyata yang sedang dirancang serius.

IPO ini juga menjadi yang kedua di Indonesia untuk klub sepak bola, mengikuti jejak Bali United yang mencatatkan sahamnya di BEI pada tahun 2019. Bedanya, Persib datang dengan kekuatan fanbase yang jauh lebih besar dan nilai merek yang tinggi—faktor yang membuat valuasi klub diprediksi bisa mencapai Rp1 triliun.

Antusiasme Pasar dan Dukungan Tokoh

Meskipun BEI belum menerima dokumen resmi dari pihak Persib, bursa menyatakan terbuka bagi sektor olahraga yang ingin berkembang melalui pasar modal. BEI menekankan bahwa klub perlu terlebih dahulu menyelesaikan proses pra-efektif dari OJK sebelum bisa mendapatkan penilaian resmi.

Sinyal positif juga datang dari sejumlah tokoh. Menteri Perumahan, Maruarar Sirait, secara terbuka menyatakan siap menanamkan modal sebesar Rp100 miliar jika Persib resmi IPO. Tak ketinggalan, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan juga menyuarakan keinginannya untuk turut membeli saham klub secara pribadi.

Salah satu aspek menarik dari rencana IPO ini adalah peluang bagi bobotoh untuk menjadi bagian dari struktur kepemilikan klub. Dengan saham yang dijual ke publik, para fans dapat membeli bagian dari klub yang mereka cintai. 

Ini membuka babak baru dalam hubungan antara klub dan suporter—di mana keterlibatan tidak lagi sebatas dukungan di stadion, melainkan partisipasi dalam pengambilan keputusan jangka panjang.

Model kepemilikan bersama seperti ini telah terbukti memperkuat loyalitas dan transparansi di berbagai klub luar negeri, dan bisa menjadi terobosan penting bagi sepak bola nasional.

Rute Menuju Bursa Saham

Proses menuju IPO tentu tidak instan. Persib harus melalui serangkaian tahapan, mulai dari persiapan internal seperti penilaian aset dan restrukturisasi, hingga proses eksternal seperti penunjukan underwriter, konsultan hukum, penyusunan prospektus, hingga presentasi ke publik dan proses bookbuilding.

Seluruh tahapan ini tidak hanya menuntut kesiapan administrasi, tapi juga kedewasaan manajemen dalam menghadapi dunia keuangan yang jauh lebih transparan dan penuh pengawasan.

Tantangan Finansial dan Tata Kelola

Meski peluangnya besar, IPO juga membawa risiko. Kinerja keuangan klub yang masih sangat tergantung pada sponsor dan tiket menuntut diversifikasi sumber pendapatan. Selain itu, setelah menjadi perusahaan terbuka, Persib harus menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan terbuka.

Kasus melonjaknya harga saham Bali United hingga ratusan persen dalam waktu singkat, yang sempat membuat sahamnya disuspensi, menjadi pelajaran penting soal pentingnya edukasi pasar dan manajemen ekspektasi investor.

Seorang analis menilai, kesuksesan IPO klub tidak cukup hanya bertumpu pada prestasi di lapangan, tapi juga ditentukan oleh kemampuan menciptakan model bisnis yang berkelanjutan.

Jika seluruh proses berjalan lancar, IPO Persib Bandung akan menjadi tonggak sejarah dalam transformasi klub sepak bola di Indonesia. Lebih dari sekadar penggalangan dana, IPO ini merupakan undangan kepada publik—khususnya para bobotoh—untuk menjadi bagian aktif dalam masa depan klub.

Persib bukan hanya bersaing di liga, tapi juga membuka jalan sebagai pionir klub rakyat yang dikelola secara profesional dan demokratis. Dengan rencana ini, suporter tak hanya bersorak dari tribun, tapi ikut menentukan arah klub lewat kepemilikan saham.