Pada Sabtu (3/5/2025), perang antara Rusia dan Ukraina telah memasuki hari ke-1.164. Konflik yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun ini masih memunculkan berbagai perkembangan penting, mulai dari serangan militer hingga manuver diplomatik. Berikut rangkuman kejadian utama terbaru seperti dilaporkan berbagai sumber.
Serangan Drone Rusia Lukai Puluhan Warga Sipil di Zaporizhzhia
Pada Kamis malam (1/5/2025), gelombang drone Rusia menghantam wilayah Zaporizhzhia di tenggara Ukraina, menyebabkan kebakaran hebat di sejumlah bangunan dan melukai sedikitnya 29 orang, termasuk satu anak-anak. Gubernur wilayah Ivan Fedorov menyebut bahwa lebih dari 10 serangan menghantam kota tersebut, merusak perumahan warga, gedung apartemen, fasilitas pendidikan, serta infrastruktur penting.
Tiga orang berhasil diselamatkan dari puing-puing bangunan dan 12 orang lainnya menjalani perawatan di rumah sakit. Fedorov menambahkan, angkatan udara Ukraina berhasil menembak jatuh 64 dari total 150 drone yang dikerahkan Rusia dalam serangan itu, sementara 62 lainnya gagal mencapai sasaran akibat intervensi sistem perang elektronik. Nasib 24 drone lainnya masih belum diketahui.
Gambar dari lokasi menunjukkan kobaran api besar di salah satu gedung serta tim penyelamat yang bekerja di antara reruntuhan, termasuk mengevakuasi korban dengan tangga darurat. Perusahaan kereta api nasional Ukraina, Ukrzaliznytsia, juga melaporkan bahwa salah satu pabrik perbaikan lokomotif mereka rusak berat akibat serangan tersebut dan tidak akan dapat beroperasi untuk sementara waktu.
Pemerintah AS Serukan Penyelesaian Damai
Dari sisi diplomasi, Wakil Presiden AS JD Vance dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyatakan bahwa saatnya Rusia dan Ukraina duduk bersama mencari solusi damai. Pernyataan ini mencerminkan ketidaksabaran pemerintahan Presiden Donald Trump terhadap konflik yang tampak tak kunjung usai.
Trump sendiri sempat menyampaikan komitmen untuk mengakhiri perang dalam sehari jika kembali berkuasa, meskipun rencana tersebut belum jelas realisasinya. Vance menekankan bahwa hanya Ukraina dan Rusia yang bisa mengambil keputusan akhir untuk menghentikan pertempuran ini.
Rubio menyatakan bahwa meski kedua negara terlihat mulai mendekati titik kompromi, kesepakatan masih belum berada dalam jangkauan. Ia juga menyoroti pentingnya keputusan Trump terkait seberapa besar prioritas yang akan diberikan AS untuk mendorong penyelesaian konflik bila diplomasi mandek.
Parlemen Ukraina Akan Voting Kesepakatan Mineral dengan AS
Sementara itu, kerja sama ekonomi antara Kyiv dan Washington menunjukkan kemajuan. Parlemen Ukraina dijadwalkan melakukan voting pada 8 Mei mendatang untuk meratifikasi perjanjian mineral yang baru saja ditandatangani dengan Amerika Serikat. Kesepakatan ini akan memberi AS akses investasi di sektor sumber daya alam Ukraina dan mendukung upaya rekonstruksi pascaperang.
Anggota parlemen Yaroslav Zheleznyak mengumumkan tanggal voting melalui kanal Telegram, sekaligus menyebut bahwa dua dokumen pendukung lainnya tidak memerlukan ratifikasi karena bersifat teknis. Perdana Menteri Denys Shmyhal juga telah menyampaikan dukungannya atas perjanjian ini, yang dinilai sebagai upaya penting untuk mempererat hubungan bilateral dengan AS yang sempat memburuk sejak Trump menjabat.
Dana Rusia yang Dibekukan di Eropa Akan Dialokasikan Ulang
Dari benua Eropa, kabar mencuat bahwa lembaga kliring Euroclear yang berbasis di Belgia akan mulai mencairkan dan mendistribusikan dana Rusia yang dibekukan pascainvasi 2022. Sekitar 3 miliar euro dari total 10 miliar euro aset Rusia yang dibekukan akan digunakan untuk mengganti kerugian investor Barat, sebagai respons atas langkah Rusia menyita aset mereka di dalam negeri.
Langkah ini menandai peningkatan eskalasi ekonomi dari pihak Eropa terhadap Rusia. Otoritas Belgia telah memberikan izin resmi kepada Euroclear untuk mendistribusikan dana tersebut, dan pemberitahuan telah dikirimkan ke klien mereka per 1 April lalu. Meski penerima dana belum diungkapkan secara rinci, keputusan ini didorong oleh desakan investor internasional yang terkena imbas konflik.