![]() |
Investasi asing Rp12,3 triliun mengalir ke IKN untuk pembangunan 41 tower rusun oleh konsorsium dari AS dan Korea Selatan. Simbol kuat kepercayaan global terhadap IKN. (ANTARA/M. Risyal Hidayat) |
Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur terus menarik perhatian investor global, terutama dalam sektor perumahan dan infrastruktur dasar. Salah satu proyek strategis yang kini tengah digarap adalah pembangunan rumah susun (rusun) yang akan menjadi hunian bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat umum di kawasan ibu kota baru tersebut.
Melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), investasi asing yang masuk untuk proyek rusun ini mencapai total Rp12,3 triliun. Dana ini akan digunakan untuk membangun 41 tower rusun, mencerminkan skala besar dan seriusnya komitmen investor terhadap pembangunan IKN.
Dua konsorsium utama menjadi penggerak proyek ini. Konsorsium pertama berasal dari Korea Selatan, yakni Samsung C&T yang bekerja sama dengan perusahaan BUMN Indonesia, PT Brantas Abipraya.
Mereka akan membangun 21 tower dengan total nilai investasi Rp6,3 triliun. Sementara itu, konsorsium kedua berasal dari Amerika Serikat, yakni PJ-IC International, Bee-Invest, Ozturk Holdings, dan Promec Joint Venture, yang menggandeng mitra dari Brunei, Turki, dan Spanyol.
Konsorsium ini berkomitmen membangun 20 tower rusun dengan nilai investasi Rp6 triliun. Total 41 tower ini akan menjadi elemen penting dalam mendukung pemindahan ASN ke IKN dan memenuhi kebutuhan hunian jangka panjang.
Deputi Pendanaan dan Investasi Otorita IKN, Agung Wicaksono, menyatakan bahwa antusiasme para investor internasional adalah bukti nyata dari kepercayaan global terhadap proyek IKN. Skema KPBU yang digunakan dinilai transparan, akuntabel, dan berkelanjutan, sehingga memberi keyakinan bagi para investor bahwa investasi mereka dikelola secara profesional dan efisien.
Selain manfaat langsung berupa penyediaan hunian, proyek ini juga diharapkan menciptakan efek berganda dalam perekonomian lokal, seperti penciptaan lapangan kerja dan peningkatan aktivitas sektor konstruksi serta jasa pendukung lainnya.
Minat terhadap IKN tidak hanya datang dari Korea Selatan dan Amerika Serikat. Negara lain juga menunjukkan ketertarikan kuat untuk terlibat. Dari kawasan Asia Timur, Taiwan membawa sejumlah perusahaan besar seperti China Airlines, ASUS, dan CTCI Construction yang tertarik berinvestasi di sektor transportasi, teknologi, dan energi hijau.
Dari Timur Tengah, Uni Emirat Arab melalui Ayedh Dejem Group mengincar lahan seluas 10 hektare untuk dibangun menjadi pusat perbelanjaan dan kawasan campuran yang modern.
Dari dalam negeri, Pertamina melalui anak usahanya, Patra Jasa, tengah membangun Nusantara Sustainability Hub, sebuah pusat riset berkelanjutan yang mengusung semangat net zero emission, inovasi teknologi, dan konservasi lingkungan.
Masuknya investor dari berbagai penjuru dunia menandakan bahwa IKN tidak hanya dilihat sebagai proyek domestik semata, melainkan sebagai platform global untuk transformasi perkotaan masa depan.
Investasi puluhan triliun dalam pembangunan rusun hanyalah satu dari banyak langkah konkret menuju IKN yang inklusif, maju, dan berkelanjutan. Seiring dengan meningkatnya minat internasional dan keterlibatan sektor swasta, IKN kian mengukuhkan diri sebagai destinasi investasi jangka panjang yang menjanjikan di kawasan Asia Tenggara.
0Komentar