Pemerintah Tiongkok terus memperkuat upaya internasionalisasi yuan sebagai bagian dari strategi dedolarisasi, seiring meningkatnya ketegangan geopolitik dan perlambatan dominasi dolar Amerika Serikat. Gubernur Bank Sentral Tiongkok (People’s Bank of China/PBOC), Pan Gongsheng, menegaskan komitmen Beijing untuk mempromosikan yuan dalam sistem keuangan global. PBOC akan terus memperluas infrastruktur dan kerja sama keuangan lintas negara untuk mendukung tujuan ini.
Langkah konkret dilakukan melalui kolaborasi dengan UnionPay, perusahaan jasa pembayaran Tiongkok, yang telah memperluas teknologi pembayaran berbasis kode QR ke lebih dari 30 negara, termasuk Vietnam dan Kamboja.
Teknologi ini memungkinkan wisatawan dan pelaku usaha kecil menengah (UMKM) di Asia Tenggara melakukan transaksi langsung menggunakan yuan tanpa harus mengonversi ke mata uang lokal terlebih dahulu.
UnionPay juga meluncurkan kartu debit dual mata uang bekerja sama dengan Bank of China Australia, memungkinkan pembayaran lintas negara dengan lebih efisien di jaringan QR UnionPay di 47 negara. Sistem ini mencerminkan penguatan posisi yuan dalam transaksi internasional berbasis teknologi keuangan.
Pada Kuartal I-2025, jalur swap lintas batas dalam yuan mencatat volume transaksi sebesar 4,3 triliun yuan, menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah. Sistem Pembayaran Antarbank Lintas Batas (CIPS) juga mencatat transaksi senilai lebih dari 725 miliar dolar AS, menunjukkan tren kenaikan penggunaan yuan secara global.
Selain pendekatan teknologi, diplomasi ekonomi juga menjadi instrumen utama. Presiden Tiongkok Xi Jinping melakukan kunjungan resmi ke berbagai negara ASEAN, seperti Vietnam, Kamboja, dan Malaysia, untuk memperkuat kerja sama bilateral dan mendorong penggunaan yuan dalam perdagangan regional.
Kunjungan tersebut bertepatan dengan rampungnya negosiasi Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Tiongkok versi 3.0 yang menekankan ekonomi digital dan hijau serta peningkatan konektivitas rantai pasok.
Tiongkok juga menjalin perjanjian khusus dengan Vietnam untuk sistem pembayaran dua arah berbasis QR code. Langkah ini sejalan dengan inisiatif memperkuat konektivitas pembayaran regional melalui digitalisasi sistem keuangan.
Kendati yuan menunjukkan tren positif dalam penggunaannya secara global, tantangan masih tetap besar. Para analis menilai bahwa untuk menjadikan yuan sebagai mata uang global sejajar dolar AS, Tiongkok perlu memastikan transparansi pasar, stabilitas kebijakan moneter, serta meningkatkan kepercayaan dari pasar internasional.
Namun demikian, meningkatnya adopsi yuan di negara mitra, lonjakan transaksi lintas batas, serta strategi diplomatik aktif menunjukkan keseriusan Tiongkok dalam mendorong sistem keuangan global yang lebih multipolar dan mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.
0Komentar