Apple kembali menempati posisi teratas sebagai merek paling bernilai dunia tahun 2025 menurut laporan BrandZ Kantar. (The New York Times)

Apple kembali mencetak sejarah dengan mempertahankan posisinya sebagai merek paling bernilai di dunia versi laporan "BrandZ Most Valuable Global Brands 2025" yang dirilis oleh lembaga riset terkemuka Kantar. Ini menjadi tahun keempat berturut-turut perusahaan berbasis di Cupertino tersebut menempati puncak daftar, mencerminkan konsistensi mereka dalam menggabungkan inovasi, loyalitas konsumen, dan kekuatan merek yang tak tertandingi.

Tak tanggung-tanggung, nilai merek Apple melonjak 28% dari tahun lalu, mencapai 1,3 triliun dollar AS, menjadikannya sebagai satu-satunya perusahaan dalam sejarah yang menembus angka triliunan dolar dalam valuasi merek secara tunggal.

Google, Microsoft, Amazon, dan Nvidia: Kompetisi Ketat di Posisi Atas

Mengikuti Apple di posisi kedua adalah Google, dengan nilai merek mencapai 944,1 miliar dollar AS, meningkat 25% dari tahun sebelumnya. Di posisi ketiga, Microsoft membukukan nilai 884,8 miliar dollar AS, sementara Amazon mencatat lonjakan luar biasa sebesar 50%, mengantarkan perusahaan e-commerce raksasa itu ke posisi keempat dengan valuasi 866,1 miliar dollar AS.

Namun bintang sesungguhnya tahun ini bisa jadi adalah Nvidia. Produsen chip grafis dan pelopor teknologi AI ini mengalami pertumbuhan nilai merek sebesar 152%, membawa mereka ke posisi kelima dengan nilai 509,4 miliar dollar AS. 

Lonjakan dramatis ini menunjukkan bagaimana peran strategis Nvidia dalam revolusi AI global memperkuat posisinya sebagai kekuatan teknologi baru.

ChatGPT Menembus Daftar, Tanda Kebangkitan AI Generatif

Salah satu kejutan paling menarik dalam daftar tahun ini adalah masuknya ChatGPT ke dalam Top 100 merek global. Tak hanya masuk, ChatGPT langsung berada di peringkat ke-60, dengan valuasi mencapai 43,5 miliar dollar AS. Ini adalah pencapaian luar biasa mengingat teknologi ini baru dikenal luas beberapa tahun terakhir.

Masuknya ChatGPT ke daftar elite merek dunia bukan hanya soal nilai komersial, tetapi juga simbolisasi kekuatan transformatif AI generatif yang kini mulai tertanam dalam praktik bisnis, pendidikan, hingga kehidupan sehari-hari masyarakat global.

Pertumbuhan Signifikan dari Merek Asia dan Media Sosial

Merek-merek seperti Huawei, Xiaomi, dan Instagram juga menunjukkan performa gemilang dengan pertumbuhan nilai merek di atas 100%. 

Tren ini mempertegas bagaimana perusahaan teknologi dari Asia dan platform media sosial berhasil mengukir relevansi dan inovasi di tengah tantangan geopolitik dan persaingan pasar global.

Temuan lain yang patut dicermati dari laporan Kantar adalah fakta bahwa 71% dari total nilai merek dalam daftar Top 100 berasal dari merek disruptif—perusahaan-perusahaan yang tidak hanya menciptakan produk, tetapi juga mengubah cara dunia bekerja, belajar, dan berinteraksi. 

Ini menjadi sinyal kuat bahwa inovasi dan keberanian untuk mendobrak pakem lama adalah kunci utama membangun merek yang kuat di era digital.

Melihat pola tahun ini, satu hal menjadi jelas: merek yang bertahan dan berkembang adalah mereka yang terus-menerus menciptakan nilai baru dan mendisrupsi dirinya sendiri sebelum didisrupsi pesaing. 

Dominasi Apple, ledakan nilai Nvidia, dan kemunculan ChatGPT adalah tiga manifestasi nyata bahwa kecepatan berinovasi kini menjadi penentu utama daya saing.

Di tengah dunia yang makin terotomatisasi dan terdigitalisasi, kekuatan merek tak lagi semata-mata soal reputasi, tapi juga tentang relevansi dalam lanskap teknologi dan sosial yang berubah cepat. Perusahaan yang gagal membaca arah perubahan ini berisiko menjadi bagian dari masa lalu.