AS menetapkan tarif impor baru terhadap komponen baterai kendaraan listrik (EV) dari China, termasuk grafit dan silikon, sebagai respons atas subsidi besar dari pemerintah China. (Patrick T. Fallon/AFP/Getty Images)

Amerika Serikat kembali memperketat kebijakan perdagangannya terhadap China, kali ini menyasar sektor vital dalam transisi energi: komponen baterai kendaraan listrik (EV). Departemen Perdagangan AS menetapkan bea masuk antisubsidi awal terhadap bahan anoda aktif dari China, termasuk grafit dan silikon—komponen kunci dalam produksi baterai lithium-ion. 

Langkah ini diambil setelah ditemukannya bukti bahwa produsen China menerima subsidi besar dari pemerintahnya, yang mencapai keuntungan hingga 721%.

Produsen dalam negeri mengeluhkan bahwa banjir produk murah dari China, yang disubsidi oleh negara, telah membuat komponen lokal tak mampu bersaing. 

Dengan harga yang jauh di bawah standar pasar, para pelaku industri di AS kesulitan mempertahankan pangsa pasar dan kelangsungan usaha. Kebijakan ini dianggap sebagai bentuk proteksi terhadap industri strategis AS yang tengah bertumbuh pesat.

Namun, kebijakan ini bukan tanpa risiko.

Meski tampak melindungi industri lokal, bea masuk ini bisa memukul balik target transisi energi dan elektrifikasi kendaraan di AS. Pasalnya, saat ini Amerika sangat bergantung pada grafit impor dari China: sekitar 59% untuk grafit alami dan 68% untuk grafit sintetis. 

Dalam jangka pendek, pembatasan ini berpotensi menaikkan biaya produksi baterai dan, pada akhirnya, harga jual kendaraan listrik di pasar domestik.

Lebih rumit lagi, Partai Republik tengah mendorong penghapusan kredit pajak untuk konsumen EV—langkah yang dapat semakin melemahkan daya beli masyarakat terhadap kendaraan rendah emisi.

Kebijakan ini juga memperbesar ketegangan dagang antara dua raksasa ekonomi dunia. Pemerintah China dan asosiasi industrinya menyatakan keberatan atas keputusan tersebut dan menuding AS melakukan proteksionisme terselubung. 

Belum ada tindakan balasan resmi, namun potensi retaliasi tetap terbuka lebar—terutama terhadap sektor-sektor lain seperti semikonduktor atau produk farmasi AS.

Investigasi dumping oleh AS masih berjalan dan keputusan final baru akan dirilis pada akhir 2025. Dalam periode ini, dunia akan mengamati bagaimana kebijakan ini memengaruhi arah kompetisi teknologi dan dominasi rantai pasok global.

Perusahaan seperti BTR New Material dan Shanshan Technology, dua pemain besar di sektor grafit China, termasuk yang terkena bea masuk awal. Mereka diduga menerima berbagai bentuk subsidi, mulai dari keringanan pajak, pinjaman berbunga rendah, hingga insentif langsung dari pemerintah daerah.

Dominasi China dalam produksi grafit bukan hal baru. Menurut Capstone LLC, China menguasai sebagian besar produksi dan pemrosesan grafit dunia, menjadikannya aktor utama dalam pasokan global baterai EV.

Ketika AS mencoba mengurangi ketergantungannya pada China, negara-negara lain seperti Kanada, Australia, dan India melihat peluang untuk mengisi kekosongan pasokan. 

Namun membangun rantai pasok baru, terutama untuk bahan tambang strategis seperti grafit, bukanlah proses instan. Dibutuhkan investasi besar, waktu, dan regulasi lingkungan yang ketat.

Sementara itu, kebijakan perdagangan yang keras—seperti usulan Donald Trump yang berencana mengenakan tarif umum di atas 60% untuk produk China—bisa menambah tekanan pada rantai pasok dan memperburuk ketidakpastian industri.

Langkah protektif AS ini menunjukkan ketegangan yang tak mudah diselesaikan: antara keinginan membangun industri strategis lokal dan kebutuhan menjaga stabilitas harga serta pasokan dalam jangka pendek. 

Menutup diri sepenuhnya bukan solusi, namun membiarkan industri lokal mati perlahan oleh subsidi luar negeri juga bukan pilihan.

Kuncinya terletak pada diversifikasi rantai pasok global, investasi dalam produksi dalam negeri, dan kolaborasi dengan sekutu untuk membangun ekosistem baterai yang lebih resilien. 

Jika tidak, transisi energi yang seharusnya menjadi peluang emas bisa berubah menjadi medan persaingan geopolitik berkepanjangan.