Konsorsium Korea Mundur dari Proyek Baterai EV, Tanda Iklim Investasi Perlu Evaluasi?

.

Konsorsium Korea batalkan proyek baterai EV di RI. Ekonom nilai ini sinyal perlunya evaluasi iklim investasi. (Shutterstock)

Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menyoroti pembatalan proyek investasi senilai sekitar Rp 130,7 triliun oleh konsorsium asal Korea Selatan yang dipimpin oleh LG. Proyek tersebut semula dirancang untuk membangun rantai pasokan baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia. Menurutnya, keputusan penarikan investasi ini menjadi indikator buruknya iklim investasi di dalam negeri.

"Ini merupakan alarm bagi pemerintah. Investasi strategis sebesar itu batal karena lingkungan investasi kita belum cukup mendukung," ujar Wijayanto dalam keterangannya pada Minggu (20/4/2025).

Ia menegaskan bahwa pemerintah perlu segera melakukan evaluasi mendalam terhadap situasi investasi nasional. Ketidakpastian dan hambatan di lapangan dapat membuat investor enggan masuk atau memperluas bisnisnya di Indonesia.

"Kalau tidak segera diperbaiki, investor yang sudah ada bisa urung ekspansi, bahkan mempertimbangkan relokasi. Yang belum masuk bisa semakin ragu," tambahnya.

Padahal, lanjut Wijayanto, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat industri kendaraan listrik di kawasan. Dengan cadangan nikel yang melimpah sebagai bahan utama baterai EV, negara ini semestinya bisa menarik banyak investor global.

Sebelumnya diberitakan bahwa konsorsium Korsel, yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, dan mitra lainnya, memutuskan menghentikan proyek pengembangan ekosistem EV secara menyeluruh di Indonesia. Proyek itu mencakup mulai dari pengadaan bahan baku, produksi bahan katoda dan prekursor, hingga pembuatan sel baterai.

Menurut laporan dari media Korea, keputusan itu dipicu oleh perubahan kondisi pasar global dan dinamika industri EV, termasuk perlambatan permintaan yang disebut sebagai "jurang EV".

Meski proyek besar tersebut dibatalkan, LG tetap berkomitmen menjalankan bisnis yang sudah berjalan, termasuk kerja sama dengan Hyundai di pabrik baterai HLI Green Power di Indonesia.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama