Budaya kerja ekstrem picu fenomena ‘Rat People’ di kalangan anak muda China

.

Foto: Warga mengendarai sepeda di Central Business District (CBD) saat pemerintah menerapkan perintah kerja dari rumah bagi penduduk distrik Chaoyang di tengah wabah penyakit coronavirus (COVID-19), di Beijing, China, Kamis (5/4/2022). (REUTERS/Tingshu Wang)

Di tengah kondisi ekonomi yang makin menantang dan budaya kerja yang menuntut, generasi muda di Tiongkok mulai menunjukkan tren gaya hidup baru yang dikenal sebagai “orang tikus” atau rat people. Istilah ini mengacu pada pola hidup menyendiri, minim interaksi sosial, dan menghindari aktivitas kerja produktif. Banyak dari mereka memilih untuk menghabiskan hari-harinya di kamar, berselancar di internet, dan memesan makanan secara daring.

Gaya hidup ini mencerminkan bentuk perlawanan terhadap budaya kerja ekstrem yang dikenal sebagai “996” – bekerja dari pukul 9 pagi hingga 9 malam selama enam hari dalam seminggu – yang pernah dipopulerkan oleh tokoh-tokoh bisnis ternama di China.

Menurut pengamat dari Institut China di SOAS, Universitas London, tren ini mencerminkan rasa frustrasi anak muda yang merasa sistem sosial dan ekonomi tidak berpihak pada mereka. 

Meskipun pemerintah mengharapkan generasi muda menjadi motor kemajuan teknologi dan inovasi, kenyataannya banyak dari mereka justru menarik diri karena merasa tidak mendapatkan imbalan yang sepadan dengan usaha yang dikeluarkan.

Tantangan ekonomi seperti stagnasi upah, tingginya biaya hidup, dan tingkat pengangguran yang cukup tinggi – sekitar 16,5% untuk usia 16-24 tahun di perkotaan pada Maret lalu – menjadi latar belakang munculnya tren ini. Banyak anak muda merasa sistem saat ini tidak memberikan prospek masa depan yang menjanjikan.

Ophenia Liang dari agensi pemasaran Digital Crew menjelaskan bahwa gaya hidup ini merupakan bentuk penolakan terhadap citra ideal yang sering ditampilkan di media sosial. Mereka ingin menjauh dari tekanan sosial dan memilih hidup dengan cara yang lebih santai dan sesuai dengan pilihan pribadi.

Langkah Pemerintah

Sebagai respons, pemerintah Tiongkok telah memperkenalkan berbagai inisiatif untuk menyeimbangkan kehidupan kerja dan pribadi, seperti program pelatihan vokasional, magang, dan subsidi bagi perusahaan yang merekrut pekerja muda. 

Namun, dengan lebih dari 12 juta mahasiswa yang akan lulus tahun ini, masih belum jelas apakah langkah-langkah tersebut cukup untuk mengatasi permasalahan yang ada.

Jika tren “orang tikus” ini berkembang menjadi fenomena luas, hal itu bisa menjadi tantangan serius bagi pemerintah dalam menjaga stabilitas sosial dan memobilisasi tenaga kerja muda untuk mendukung pembangunan nasional.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama