Indonesia dan Rusia resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama maritim yang mencakup enam bidang strategis. Penandatanganan dilakukan pada Kamis (6/11) di Jakarta oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Ketua Dewan Maritim Federasi Rusia Nikolai Patrushev.
Kesepakatan ini menyoroti pengembangan teknologi kapal modern seperti hovercraft, hydrofoil, serta kapal berkecepatan tinggi ramah lingkungan.
AHY mengatakan kerja sama tersebut menjadi langkah konkret memperkuat industri maritim nasional sekaligus mendorong kontribusi sektor itu terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
“Kami ingin menjajaki kemitraan dengan Rusia untuk mengembangkan teknologi maritim modern seperti hovercraft, hydrofoil, kapal penangkap ikan, dan kapal berkecepatan tinggi yang efisien dan ramah lingkungan,” ujarnya dalam konsultasi bilateral di Jakarta, dikutip dari Antara (6/11).
Kesepakatan itu mencakup enam bidang strategis, antara lain peningkatan kapasitas angkutan laut melalui alih teknologi dan transisi energi, kerja sama ilmiah dan teknis di bidang maritim, serta pengembangan infrastruktur pelabuhan berkelanjutan.
Selain itu, kedua negara juga menyepakati penguatan industri galangan kapal, pendidikan dan pelatihan sektor maritim, serta pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan.
Dalam rangkaian kunjungan tersebut, delegasi Rusia yang dipimpin Patrushev juga meninjau Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan PT PAL Indonesia.
Kunjungan itu bertujuan memperkuat kerja sama dagang serta membuka peluang kolaborasi logistik internasional. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut wilayahnya memiliki posisi strategis dalam rantai pasok nasional.
“Jawa Timur menanggung 80 persen suplai logistik ke Indonesia timur, sehingga kerja sama ini akan sangat berdampak pada efisiensi,” ujar Khofifah saat mendampingi rombongan di Surabay.
Rusia menyatakan komitmennya untuk berbagi teknologi kapal sipil dan militer canggih guna memperkuat kemampuan industri maritim Indonesia. Patrushev mengatakan, negaranya memiliki teknologi lengkap di bidang kapal perang maupun sipil dan siap mentransfer pengetahuan itu melalui PT PAL Indonesia.
“Rusia memiliki semua teknologi kapal perang yang dibutuhkan, dan kami ingin membaginya dengan Indonesia yang kini berkembang pesat di sektor maritim,” ucapnya seperti dikutip dari Koran BUMN.
Sejumlah universitas turut dilibatkan dalam inisiatif ini. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah menjajaki kolaborasi dengan Saint Petersburg Marine Technical University (SMTU) Rusia untuk mengembangkan kapal cepat tipe hydrofoil. Teknologi ini diklaim mampu mempersingkat waktu tempuh hingga dua kali lipat dibanding kapal konvensional, serta lebih hemat energi.
Kerja sama maritim Indonesia–Rusia ini diharapkan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara kepulauan dengan industri perkapalan modern dan berdaya saing di kawasan Asia Pasifik.

0Komentar