Nvidia kini sepenuhnya keluar dari pasar chip AI China akibat pembatasan ekspor AS. CEO Jensen Huang menyebut kebijakan ini membuat pangsa pasar perusahaan anjlok dari 95% menjadi nol. (Forbes)

CEO Nvidia, Jensen Huang, mengungkapkan bahwa pembatasan ekspor Amerika Serikat (AS) telah sepenuhnya menghilangkan kehadiran perusahaan di pasar chip kecerdasan buatan (AI) kelas atas China. Pernyataan ini disampaikan Huang saat acara Citadel Securities pada 6 Oktober 2025, di mana ia menyoroti bahwa pangsa pasar Nvidia di China anjlok dari 95% menjadi nol.

“Saat ini, kami 100% keluar dari China,” ujar Huang. “Saya tidak bisa membayangkan pembuat kebijakan mana pun yang berpikir itu ide bagus—bahwa kebijakan apa pun yang kami terapkan menyebabkan Amerika kehilangan salah satu pasar terbesar di dunia hingga menjadi nol," tambahnya.

Huang menegaskan bahwa perusahaan kini mengasumsikan nol pendapatan dari China dalam semua perkiraan keuangannya.

Pembatasan ekspor AS terhadap chip AI canggih Nvidia, termasuk model A100, H100, dan H200, telah berlaku sejak 2022. Kebijakan ini diperluas pada April 2025 untuk mencakup chip H20, yang dirancang khusus agar tetap mematuhi persyaratan ekspor sebelumnya. Larangan ini membatasi Nvidia mengekspor teknologi inti AI ke perusahaan-perusahaan China.

Menanggapi pembatasan AS, otoritas China memperketat kontrol impor semikonduktor. Bea Cukai China melakukan inspeksi menyeluruh di pelabuhan-pelabuhan utama, menargetkan produk semikonduktor canggih dan secara efektif memblokir pengiriman Nvidia yang tersisa. 

Administrasi Siber China juga menginstruksikan perusahaan-perusahaan teknologi besar, termasuk ByteDance dan Alibaba, untuk menghentikan pesanan chip Nvidia yang ditujukan untuk China.

Seiring pembatasan ini, perusahaan-perusahaan China mempercepat pengembangan chip AI domestik. Huawei dan Cambricon Technologies muncul sebagai penerima manfaat utama. 

Cambricon melaporkan lonjakan pendapatan kuartalan sebesar 14 kali lipat, dengan chip seri Siyuan-nya mencapai sekitar 80% kinerja A100 Nvidia. Huawei meluncurkan roadmap chip AI ambisius hingga 2028, dengan seri Ascend yang dirancang bersaing langsung dengan penawaran Nvidia. 

Desain cluster SuperPoD Huawei memungkinkan ribuan chip bekerja bersama, mengatasi keterbatasan prosesor individu akibat pembatasan manufaktur AS.

Fenomena ini menjadi bagian dari tren “splinter-chip” global, di mana keselarasan geopolitik semakin menentukan akses pasar dan pengembangan teknologi. 

China tetap menjadi pasar komputer terbesar kedua di dunia dan rumah bagi sekitar 50% peneliti AI global, namun Nvidia kini menyesuaikan strategi keuangannya dengan nol pendapatan dari China.