![]() |
| Uni Eropa tengah menyiapkan paket sanksi terluas terhadap Rusia sejak 2022. Langkah ini dikoordinasikan dengan AS untuk menekan ekonomi Moskow. (Tradewins) |
Uni Eropa (UE) tengah mempersiapkan paket sanksi baru terhadap Rusia yang disebut-sebut sebagai yang paling luas sejak invasi ke Ukraina pada 2022. Paket ke-19 ini diperkirakan akan resmi diajukan dalam waktu dekat dan menargetkan sekitar enam bank, perusahaan energi, serta jalur ekspor minyak Rusia.
Paket tersebut disusun di Brussel dan akan dikoordinasikan dengan Amerika Serikat. Presiden Dewan Eropa Antonio Costa mengonfirmasi bahwa pejabat UE dijadwalkan melakukan perjalanan ke Washington pekan ini untuk menyelaraskan langkah sanksi dengan mitra mereka di seberang Atlantik.
Sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, UE dan AS telah menjatuhkan 18 putaran sanksi yang mencakup sektor perbankan, energi, hingga perdagangan teknologi. Namun, Rusia masih mampu menjaga stabilitas ekonominya dengan pertumbuhan 4,6 persen pada 2023 dan proyeksi 4,3 persen pada 2024, berkat penjualan energi ke India, Tiongkok, dan negara ketiga lainnya.
Upaya terbaru ini disebut sebagai eskalasi signifikan. Selain memperketat pembatasan terhadap minyak dan gas, UE juga berencana menindak “armada bayangan” kapal tanker Rusia yang digunakan untuk menghindari sanksi.
Hingga kini, sebanyak 444 kapal sudah dikenai larangan, dan aturan baru kemungkinan akan meluas ke pedagang minyak di negara ketiga serta perusahaan reasuransi kapal.
Presiden Dewan Eropa Antonio Costa menuturkan, "Pekerjaan sudah dimulai di Brussel untuk paket sanksi baru, dan tim Eropa sedang berangkat ke Washington, DC untuk bekerja sama dengan sahabat-sahabat kami di Amerika," Antonio Costa, Presiden Dewan Eropa saat berbicara bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Dari pihak Amerika Serikat, Menteri Keuangan Scott Bessent menyatakan pentingnya koordinasi transatlantik.
"Kami siap meningkatkan tekanan terhadap Rusia, tetapi kami membutuhkan mitra kami di Eropa untuk mengikuti," ujarnya dalam wawancara dengan NBC.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan akan beralih ke "fase kedua" sanksi sebagai respons terhadap serangan udara terbesar Rusia ke Ukraina.
Selain energi, paket sanksi juga akan menyasar bursa kripto, jaringan pembayaran, serta ekspor barang kimia yang berhubungan dengan industri militer. Uni Eropa bahkan mempertimbangkan penggunaan “alat anti-penyelundupan” untuk pertama kalinya terhadap Kazakhstan, yang menurut data perdagangan masih memasok mesin ke Rusia untuk produksi senjata.
Kremlin merespons ancaman ini dengan nada menantang.
"Tidak ada sanksi yang akan memaksa Federasi Rusia untuk mengubah posisi tegas yang telah secara konsisten ditegaskan oleh presiden kami." Tegas Dmitry Peskov, Juru Bicara Rusia.
Meski begitu, para diplomat di Brussel dikabarkan sudah menerima pengarahan awal terkait isi paket. Proposal resmi diperkirakan muncul dalam beberapa hari mendatang, menandai langkah terbaru dalam tekanan ekonomi Barat terhadap Moskow.

0Komentar