PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mencatat laba bersih Rp11 triliun pada kuartal II 2025. Analis menilai bisnis data center bakal jadi senjata baru pertumbuhan di tengah persaingan industri telekomunikasi. (Telkom Indonesia)

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mencatat laba bersih Rp11 triliun pada kuartal II 2025. Kinerja ini ditopang pendapatan konsolidasi Rp73 triliun dengan EBITDA Rp36,1 triliun dan margin 49,5 persen. Margin laba bersih tercatat 15 persen.

Meski angka tersebut solid, laba bersih Telkom justru turun sekitar 6,8% dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp11,76 triliun. Secara kuartalan, kinerja juga mengalami perlambatan. 

Pendapatan turun tipis dari Rp36,6 triliun menjadi Rp36,4 triliun, EBITDA dari Rp18,5 triliun menjadi Rp17,6 triliun, dan laba bersih dari Rp5,8 triliun menjadi Rp5,1 triliun.

Kontributor utama pendapatan Telkom masih berasal dari bisnis data, internet, dan layanan teknologi informasi (IT) dengan nilai Rp42,5 triliun. Hingga akhir Juni 2025, pelanggan IndiHome naik 10% YoY menjadi 10,1 juta. 

Sementara itu, anak usaha Telkomsel terus memperkuat jaringan dengan mengoperasikan lebih dari 229 ribu BTS 4G dan 2.537 BTS 5G.

Analis menilai tren pertumbuhan trafik data (payload) yang signifikan dan bertambahnya pelanggan residensial menjadi faktor utama penggerak bisnis digital Telkom.

Analis Mandiri Sekuritas, Henry Tedja, menegaskan arah bisnis Telkom kini semakin bergeser ke infrastruktur digital. Ia menyebut pusat data (data center), backbone, kabel bawah laut, hingga fixed broadband akan menjadi “senjata baru” Telkom di tengah persaingan industri telekomunikasi yang semakin ketat.

“Infrastruktur digital mulai dari data center, backbone, kabel bawah laut hingga fixed broadband akan menjadi mesin pertumbuhan baru bagi Telkom di tengah semakin matangnya bisnis konsumen,” ujar Henry.

Ia merekomendasikan “Buy” untuk saham Telkom dengan target harga Rp3.500 per saham. Henry juga menekankan konsolidasi aset serta pembukaan akses infrastruktur digital kepada pihak eksternal dapat mendorong kontribusi pendapatan sekaligus mengoptimalkan pengembalian aset dalam jangka panjang.

Pandangan ini turut diperkuat oleh analis INA Sekuritas dan BNI Sekuritas yang sama-sama memberi rekomendasi “Buy” untuk saham Telkom dengan target harga bervariasi.

Dengan posisi keuangan yang tetap solid, ekspansi layanan digital, serta fokus pada data center, Telkom diyakini masih memiliki ruang pertumbuhan signifikan di semester II 2025.