Foto aktivitas para pemuda di Kampung Crypto di Desa Selewogo, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur pada Kamis (15/5/2025). (B-Universe/ Hozaini)

Di tengah meningkatnya kekhawatiran masyarakat terhadap maraknya praktik judi dalam game daring (online), sekelompok pemuda dari Desa Selewogo, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, justru menghadirkan angin segar. Mereka memilih jalur yang berbeda—jalur produktif berbasis teknologi—dan kini berhasil menciptakan sesuatu yang membanggakan: Kampung Crypto.

Sejak didirikan pada tahun 2021, Kampung Crypto telah menjadi pusat kegiatan ekonomi digital di pedesaan. Gagasan ini dipelopori oleh Zainullah, seorang pemuda lokal yang melihat potensi besar di dunia kripto dan blockchain. 

Dengan semangat kolaboratif dan tekad untuk keluar dari jerat pengangguran, Zainullah bersama sejumlah pemuda desa mulai membangun komunitas yang kini dikenal luas, bahkan hingga mancanegara.

"Kampung Crypto awalnya hanya berisi anak-anak muda yang tidak punya pekerjaan tetap. Kini, ada sekitar 20 orang yang tergabung dan semuanya punya penghasilan," jelas Zainullah saat ditemui di lokasi camp Kampung Crypto.

Para pemuda ini tidak hanya sibuk menambang koin digital seperti yang umum dilakukan oleh pelaku kripto, tetapi mereka juga mengerjakan berbagai proyek digital yang terkait dengan teknologi blockchain. Mulai dari airdrop hingga proyek NFT (Non-Fungible Token), semuanya dikerjakan secara profesional.

Proyek-proyek yang mereka kerjakan datang dari berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Kanada, Prancis, dan India. Salah satu proyek paling mengesankan datang dari Kanada, ketika mereka menerima kompensasi sebesar Rp150 juta untuk menyelesaikan proyek NFT skala besar.

NFT sendiri merupakan representasi digital dari aset unik yang tidak bisa ditukar secara langsung satu sama lain. Dalam konteks ini, NFT bisa berupa karya seni digital, musik, klip video, hingga item dalam game. Dan itulah yang mereka kerjakan—membangun aset digital dengan nilai tinggi dan peminat dari seluruh dunia.

Keseharian para pemuda di Kampung Crypto cukup dinamis. Mereka menerima pekerjaan secara daring, lalu membagi tugas dalam tim. Pendapatan yang mereka hasilkan pun sangat bervariasi, tergantung pada besar kecilnya proyek yang dikerjakan. Ada yang mendapatkan Rp250 ribu per hari, sementara beberapa orang pernah menerima hingga puluhan juta rupiah dalam satu proyek.

"Kalau sedang tidak ada proyek besar, kami kerjakan task harian seperti airdrop. Tapi kalau dapat order besar, bisa sampai Rp20 juta bahkan Rp150 juta per orang," ujar Zainullah.

Yang menarik, Kampung Crypto bukan hanya menjadi sumber penghasilan, tetapi juga wadah edukasi. Banyak pemuda yang sebelumnya tidak memahami dunia digital kini mulai mahir menggunakan platform kripto, memahami dasar-dasar blockchain, dan bahkan mampu membangun portofolio profesional di dunia digital.

Langkah Zainullah dan teman-temannya ini terbukti berdampak signifikan. Tidak hanya bagi perekonomian pribadi mereka, tetapi juga bagi lingkungan sosial di desa. Kampung Crypto menjadi contoh bahwa teknologi digital bukan hanya untuk konsumsi hiburan semata, tetapi juga bisa menjadi pintu rezeki baru, terutama bagi generasi muda desa.

"Kami ingin membuktikan bahwa dunia digital tidak harus identik dengan game atau hiburan. Lewat platform crypto, kami bisa menghasilkan uang dan bahkan membuka peluang kerja bagi orang lain," tambah Zainullah.

Pemerintah Kabupaten Situbondo pun tidak tinggal diam. Melalui Camat Bungatan, Yogie Krispian Sah, mereka menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kreativitas dan semangat juang para pemuda di Kampung Crypto. Dalam kunjungannya ke camp Kampung Crypto, Yogie menyebut inisiatif ini sangat inspiratif.

"Ini sangat positif, terutama dalam menyambut bonus demografi Indonesia. Anak-anak muda desa ternyata bisa berkontribusi langsung ke ekonomi digital global," tutur Yogie.

Ia bahkan berharap agar konsep seperti Kampung Crypto bisa ditiru dan dikembangkan di desa-desa lain. Menurutnya, inisiatif semacam ini bisa menjadi solusi atas dua masalah sekaligus: tingginya angka pengangguran dan kecanduan game online yang tidak produktif.

"Ini contoh nyata bahwa anak-anak muda bisa beralih dari sekadar bermain game menjadi pekerja digital yang menghasilkan. Sangat menginspirasi," tambahnya.

Kampung Crypto adalah bukti bahwa perubahan besar bisa dimulai dari desa. Dengan akses internet dan kemauan belajar, siapa pun kini bisa terlibat dalam ekonomi global, bahkan dari tempat yang jauh dari pusat kota.

Melihat keberhasilan ini, sudah selayaknya semua pihak mendukung perkembangan komunitas seperti ini—baik pemerintah, lembaga pendidikan, maupun pelaku industri digital. Jika potensi digital anak muda Indonesia terus difasilitasi, bukan tidak mungkin akan muncul lebih banyak "Kampung Crypto" lain yang menjadi pilar ekonomi digital nasional.