![]() |
Foto: Instagram @smindrawati |
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pandangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait kebijakan tarif resiprokal terhadap negara mitra dagang. Hal ini ia sampaikan usai melakukan sejumlah pertemuan bilateral di Washington DC pekan lalu.
Menurut Sri Mulyani, AS merasa tidak diuntungkan oleh tatanan global saat ini, bahkan menganggap sistem tersebut justru dimanfaatkan oleh banyak negara untuk masuk ke pasar domestiknya.
Negara adidaya itu menilai praktik perdagangan dan investasi internasional berjalan tidak adil, terutama karena beberapa negara memberikan subsidi kepada pelaku usahanya.
“Topik utama di Washington kemarin adalah pernyataan dari pihak AS yang merasa dirugikan oleh sistem global,” ujarnya dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Rabu (30/4/2025).
Padahal, Sri Mulyani mengingatkan bahwa AS sendiri berperan besar dalam membentuk sistem global tersebut pasca Perang Dunia II, termasuk dalam pembentukan organisasi seperti WTO, IMF, dan Bank Dunia.
Ia menambahkan, biasanya keluhan soal ketimpangan dalam perdagangan global lebih sering datang dari negara berkembang, bukan dari negara dengan ekonomi terbesar di dunia. “Biasanya yang mengeluhkan ketimpangan global adalah negara-negara kecil atau berkembang, karena merasa sulit bersaing secara adil,” ujarnya.
Sri Mulyani pun menekankan bahwa dinamika global saat ini tengah berubah signifikan. Ketegangan dagang antara AS dan China sebagai dua kekuatan ekonomi terbesar telah membawa dampak besar, tidak hanya secara langsung, tetapi juga terhadap arah masa depan sistem global yang belum pasti.