Target Operasi PLTN 2030, Ahli Sarankan Pakai Teknologi Rusia

.

Ilustrasi PLTN (Bloomberg Technoz/Asfahan)

Praktisi industri migas, Hadi Ismoyo, menyarankan agar Indonesia mempertimbangkan kerja sama dengan Rusia dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), dengan target operasional pada 2030. Target ini lebih cepat dua tahun dibandingkan rencana awal pada 2032. Menurut Hadi, yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC), PLTN telah menjadi bagian dari rencana jangka panjang bauran energi nasional Indonesia.

"PLTN berbasis teknologi Rusia layak untuk dijajaki, mengingat ketangguhan dan pengalamannya di bidang ini," ujarnya pada Senin (21/4/2025).

Rusia dikenal sebagai salah satu produsen energi nuklir terbesar di dunia, dengan total produksi mencapai 215.746 TWh pada 2020, yang mewakili sekitar 20% dari total listrik nasional mereka. Kapasitas terpasang reaktor nuklir di Rusia tercatat sebesar 29,4 GW, menurut data dari Rosatom.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga tengah mengkaji peluang investasi Rusia di sektor PLTN. Isu ini menjadi salah satu topik utama dalam Sidang Komisi Bersama ke-13 antara Indonesia dan Rusia yang berlangsung di Jakarta, pada 15 April 2025.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menjelaskan bahwa meski ketertarikan Rusia bukan hal baru, implementasinya memerlukan kajian komprehensif. "Pembangunan PLTN membutuhkan waktu panjang dan pertimbangan menyeluruh, termasuk dalam hal regulasi," jelasnya.


Percepatan Target Operasional

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa target operasional PLTN di Indonesia kini dimajukan menjadi 2030. Pemerintah pun sedang merampungkan penyusunan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, yang akan mencakup proyek PLTN.

“Kalau kita ingin mulai PLTN pada 2030, maka seluruh persiapan, termasuk regulasi, harus segera dituntaskan,” kata Bahlil dalam pernyataan resmi.

Menurutnya, energi nuklir merupakan sumber energi baru yang lebih murah dan andal, serta dapat memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. 

Namun, ia menekankan pentingnya edukasi publik terkait penggunaan nuklir agar masyarakat memahami manfaat serta keamanannya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama