Tak terlihat, tak tersentuh: Drone baru Ukraina jadi mimpi buruk Rusia

.

Drone FPV baru Ukraina dengan teknologi serat optik. (Brave1 melalui Militarnyi)

Drone terbaru Ukraina membawa lompatan besar dalam teknologi militer: tak terlihat, tak terganggu, dan tetap terkendali di medan tempur paling brutal sekalipun.

Yang membuat drone ini berbeda adalah sistem kendalinya. Alih-alih menggunakan gelombang radio seperti drone tradisional, drone ini terhubung ke operator melalui kabel serat optik super tipis. Kabel ini membawa sinyal berupa cahaya, bukan radio, membuatnya nyaris mustahil dideteksi—atau diganggu.

Inovasi ini datang dari Brave1, sebuah konsorsium teknologi pertahanan Ukraina. Baru-baru ini mereka menggelar uji coba drone pandangan orang pertama (FPV) jarak jauh—dikenal juga sebagai drone kamikaze—dengan lebih dari 15 produsen drone terkemuka.

Uji coba ini dihadiri Wakil Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Brigjen Andriy Lebedenko, dan perwakilan Direktorat Inovasi Militer. Dalam pengujian, drone harus menempuh lintasan sejauh 20 kilometer dan mensimulasikan serangan terhadap target musuh.

Hasilnya? Drone dengan jangkauan yang sebelumnya hanya 5–10 km kini bisa melaju lebih dari 20 km tanpa kehilangan kendali atau sinyal. Ini berarti keunggulan signifikan dibandingkan drone biasa yang mudah terganggu sistem peperangan elektronik (EW) Rusia.

Karena tidak menggunakan sinyal radio, drone ini tidak bisa dideteksi alat pengintai elektronik. Bahkan umpan videonya tetap jernih tanpa gangguan—bahkan di medan berbukit atau tertutup bangunan.

Robot Darat Juga Diuji

Tak hanya drone udara, Ukraina juga menguji tujuh sistem robotik darat (GCS) berbasis serat optik. Robot-robot ini dirancang untuk misi pengintaian, pengiriman kargo, atau bahkan serangan langsung.

“Serat optik mengubah segalanya,” ujar Kapten Oleksandr Yabchanka dari batalion Da Vinci Wolves. “Dengan komunikasi yang stabil dan jarak jauh, kami bisa menyerang musuh lebih efektif.”

Kunci dari semua ini adalah modul Silkworm—sistem pengendali serat optik buatan Ukraina yang bisa dipasang pada drone udara, darat, dan laut. Ada dua versi: satu dengan hulu ledak, satu lagi dengan baterai internal. Meski terhubung kabel, drone ini tetap cepat dan gesit.

Siap Produksi Massal

Dengan teknologi ini, Ukraina kini bisa memproduksi kabel serat optik presisi tinggi sendiri—mengurangi ketergantungan pada pemasok luar seperti Tiongkok. Produksi massal membuat biaya turun, membuka peluang pemakaian luas di medan perang.

Tiongkok sendiri tampaknya mulai mengikuti jejak Ukraina. Unit Pasukan Polisi Bersenjata Rakyat (PAP) dilaporkan mulai menguji drone FPV berbasis serat optik, bahkan dengan dukungan AI.

Li Minxue dari PAP mengatakan bahwa komunikasi berbasis serat optik memberikan keunggulan besar karena mampu menghindari gangguan musuh.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama