![]() |
Ilustrasi. (Unsplash) |
Industri telekomunikasi di Indonesia kini memasuki babak baru setelah resmi beroperasinya XLSmart, hasil penggabungan antara XL Axiata dan Smartfren. Persaingan antar operator utama kini semakin mengerucut dengan hanya menyisakan tiga pemain besar: Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, dan XLSmart.
Kondisi ini mendorong para operator untuk terus berinovasi dalam menghadirkan layanan yang unggul kepada pelanggan.
Indosat Ooredoo Hutchison
Indosat terus menunjukkan langkah agresif dalam memperluas jaringan, terutama jaringan 4G, dengan total lebih dari 196.000 BTS tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Jaringan tersebut menopang layanan bagi sekitar 94,7 juta pelanggan pada akhir tahun 2024.
Dengan belanja modal yang mencapai hampir Rp 10 triliun tahun lalu, sekitar 82,7% digunakan untuk penguatan jaringan seluler, sementara sisanya untuk pengembangan layanan MIDI dan infrastruktur IT. Indosat saat ini mengoperasikan spektrum frekuensi seluas 135 MHz guna mendukung layanan digital yang berbasis kecerdasan buatan (AI).
Telkomsel
Telkomsel tetap menjadi tulang punggung pendapatan grup Telkom, mencatat pendapatan sebesar Rp 113,3 triliun pada 2024, naik 10,7% dibanding tahun sebelumnya. Pemindahan layanan IndiHome ke Telkomsel memperluas cakupan layanan konsumer mereka.
Dengan jumlah pelanggan mencapai 159,4 juta untuk seluler dan 10,8 juta untuk IndiHome, Telkomsel memperkuat posisinya melalui pengoperasian 271.040 BTS yang mencakup jaringan 4G dan 5G. Telkomsel juga mencatatkan lonjakan trafik data sebesar 13,9% YoY menjadi lebih dari 20 juta TB. Operator ini kini menguasai spektrum frekuensi sebesar 165 MHz.
XLSmart
Setelah merger, XLSmart hadir sebagai kekuatan baru dengan pangsa pasar sekitar 25% dan basis pelanggan lebih dari 94,5 juta. Perusahaan ini menargetkan pendapatan proforma sebesar Rp 45,8 triliun dan berambisi menjadi operator yang paling disukai di tanah air pada 2027.
Didukung oleh 211.000 BTS, XLSmart berupaya menghadirkan layanan yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan pelanggan. Setelah mengembalikan sebagian spektrum di pita 900 MHz, operator ini kini mengelola total spektrum seluas 107 MHz di pita 850, 1800, 2100, dan 2300 MHz.
Dengan hanya tersisa tiga pemain besar, persaingan industri seluler nasional semakin fokus pada peningkatan kualitas layanan dan pemanfaatan teknologi digital. Ketiganya memiliki strategi dan keunggulan masing-masing yang akan memengaruhi dinamika pasar ke depan.