Menhan Pakistan tuduh barat picu ketegangan di Asia Selatan

.

Menhan Pakistan Khawaja Asif. (Foto/irna)

Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif, mengkritik peran negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat, dalam menciptakan ketegangan keamanan di kawasan. Dalam wawancara dengan Sky News yang tayang Jumat (25/4/2025), Asif mengungkapkan bahwa Islamabad telah lama melakukan "pekerjaan kotor" untuk kepentingan Barat.

"Kami selama sekitar tiga dekade melakukan pekerjaan ini untuk Amerika dan negara-negara Barat, termasuk Inggris," ujar Asif. 

Ia menambahkan bahwa keputusan tersebut merupakan kesalahan besar yang membawa dampak buruk bagi Pakistan. Menurutnya, jika negaranya tidak ikut serta dalam konflik melawan Uni Soviet dan kampanye setelah peristiwa 9/11, situasi Pakistan akan jauh berbeda.

Asif merujuk pada keterlibatan Pakistan dalam Perang Soviet-Afghanistan, ketika AS secara diam-diam mendukung kelompok pemberontak, serta dalam 'Perang Melawan Teror' yang dipimpin oleh Presiden George W.  

Bush setelah serangan 11 September 2001. Ia menyoroti bahwa banyak kelompok yang saat ini dikategorikan sebagai teroris, dulunya justru mendapat sambutan hangat di Washington.

"Ketika kami berperang untuk mereka melawan Uni Soviet di tahun 1980-an, individu-individu yang kini disebut teroris, kala itu diperlakukan bak tamu kehormatan di Washington," ungkapnya. 

Asif menjelaskan bahwa kelompok-kelompok ini memiliki ideologi keagamaan yang serupa dan pada dasarnya merupakan bagian dari satu entitas, meskipun tampil dengan nama dan kepemimpinan berbeda.

Ia juga menekankan bahwa Pakistan telah menjadi salah satu negara yang paling banyak menderita akibat terorisme, sambil menuduh India sering kali menggunakan Pakistan sebagai kambing hitam atas insiden kekerasan di wilayahnya. 

Pernyataan ini disampaikan menyusul serangan mematikan di Kashmir yang dikelola India, yang menewaskan 26 orang awal pekan ini.

Front Perlawanan, kelompok militan yang disebut terkait dengan Lashkar-e-Taiba, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. 

Namun, Asif menyatakan bahwa Islamabad "tidak mengenal" organisasi itu dan menyebut Lashkar-e-Taiba "sudah tidak ada lagi." Ia menambahkan, "Menyalahkan Pakistan atas setiap insiden di wilayah ini sudah menjadi pola bagi banyak kekuatan besar."

Asif bahkan menyebut insiden di Kashmir sebagai kemungkinan operasi "false flag" dan memperingatkan bahwa jika ketegangan dengan India meningkat hingga ke serangan militer, Pakistan akan "merespons dengan tindakan serupa."

 



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama