![]() |
Dok. BRI |
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mempertahankan posisinya sebagai bank dengan laba terbesar di Tanah Air sepanjang tahun 2024. BRI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 60,64 triliun, mengalami kenaikan tipis sebesar 0,36% dibandingkan tahun sebelumnya.
Laba BRI tersebut tercatat melampaui bank-bank besar lainnya di Indonesia, seperti Bank Mandiri yang membukukan laba Rp 55,8 triliun, disusul BCA dengan Rp 54,8 triliun, BNI Rp 21,4 triliun, dan BSI sebesar Rp 7,01 triliun.
Peningkatan laba BRI didukung oleh pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp 142,05 triliun atau naik 3,38% secara tahunan. Kinerja ini tak lepas dari pertumbuhan penyaluran kredit yang naik 6,96% menjadi Rp 1.354,64 triliun hingga akhir Desember 2024.
Sebagian besar kredit BRI disalurkan ke sektor UMKM, yang menyumbang hingga 81,97% dari total portofolio kredit atau sekitar Rp 1.110,37 triliun. Di sisi lain, kualitas kredit juga menunjukkan perbaikan, terlihat dari penurunan rasio kredit bermasalah (NPL) dari 2,95% menjadi 2,78% dalam setahun terakhir.
Sebagai langkah antisipasi risiko, BRI menjaga rasio pencadangan dengan NPL Coverage mencapai 215,01%. Dalam hal penghimpunan dana, total Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI mencapai Rp 1.365,45 triliun, dengan dana murah (CASA) berkontribusi sebesar 67,30% atau Rp 918,98 triliun.
Pertumbuhan transaksi digital juga turut menopang kinerja BRI. Aplikasi Super Apps BRImo mencatatkan lonjakan pengguna sebesar 22,12% menjadi 38,61 juta pada akhir 2024. Volume transaksi melalui BRImo juga meningkat 34,57% secara tahunan hingga menyentuh Rp 5.596 triliun.
Kinerja keuangan BRI juga ditopang oleh kondisi likuiditas dan permodalan yang kuat, tercermin dari rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 88,85% serta rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 26,63%.