Perang Dunia I dan II (1914–1945) mengguncang dunia, mengubah peta politik, ekonomi, dan sosial, serta meninggalkan warisan besar bagi tatanan global modern. (Ilustrasi: Apluswire/Hra)

Perang Dunia I dan II merupakan dua konflik berskala besar yang menjadi titik balik sejarah modern, mengguncang tatanan politik, sosial, dan ekonomi global pada awal hingga pertengahan abad ke-20. 

Kedua perang ini melibatkan hampir seluruh negara di dunia, baik secara langsung di medan tempur maupun secara tidak langsung melalui aliansi politik, dukungan logistik, dan dampak ekonomi. 

Perang tersebut tidak hanya menyebabkan kehancuran masif di berbagai wilayah, tetapi juga memicu perubahan besar dalam sistem pemerintahan, kebijakan luar negeri, dan strategi militer negara-negara besar. 

Selain itu, kedua perang ini mendorong lahirnya teknologi baru, mempercepat proses industrialisasi, serta memengaruhi jalannya diplomasi internasional. 

Dampaknya meluas hingga ke bidang budaya dan kemanusiaan, memunculkan gelombang besar migrasi, perubahan demografi, dan pergeseran kekuatan global yang membentuk arah perkembangan dunia modern hingga kini.


Pemicu dan Jalannya Perang Dunia I (1914–1918)

Perang Dunia I bermula dari ketegangan panjang di Eropa akibat persaingan militer, aliansi politik, dan nasionalisme pada pembunuhan Archduke Franz Ferdinand dari Austria-Hungaria pada 28 Juni 1914 di Sarajevo. Peristiwa ini menjadi pemicu langsung yang menimbulkan reaksi berantai antarnegara.

Dalam konflik ini, dua blok besar saling berhadapan—Aliansi Sentral yang dipimpin oleh Jerman, Austria-Hungaria, dan Ottoman, serta Sekutu yang terdiri dari Inggris, Prancis, Rusia, dan kemudian Amerika Serikat bergabung pada 1917.

Teknologi militer mengalami revolusi dengan penggunaan senjata mesin, tank, gas beracun, dan pesawat tempur. Perang parit yang berlangsung lama menyebabkan tingkat korban yang sangat tinggi dan kondisi medan perang yang berat serta stagnan.

Menurut Prof. Budi Santoso, sejarawan militer Universitas Gadjah Mada, “Perang Dunia I bukan sekadar bentrokan senjata melainkan transformasi bagaimana perang dijalankan secara industrial dan sistematis, yang mengorbankan jutaan jiwa.”

Perang berakhir pada 11 November 1918 dengan gencatan senjata setelah kelelahan militer dan krisis ekonomi melanda kekuatan sentral. 

Perjanjian Versailles pada 1919 dengan sanksi berat terhadap Jerman menjadi titik awal ketidakstabilan politik yang memicu konflik selanjutnya.

Runtuhnya empat kekaisaran besar (Jerman, Austro-Hungaria, Rusia, dan Ottoman) menyebabkan pembentukan negara-negara baru di Eropa dan Timur Tengah, seperti Cekoslowakia, Yugoslavia, dan negara-negara Balkan lain. Namun, ketidakpuasan terhadap hasil perjanjian menciptakan ketegangan politik berkelanjutan.


Perang Dunia II (1939–1945)

Perang Dunia II muncul sebagai konsekuensi dari kegagalan perdamaian pasca-Perang Dunia I dan naiknya rezim totaliter di Jerman, Italia, dan Jepang. Invasi Jerman ke Polandia pada 1 September 1939 oleh Nazi pimpinan Adolf Hitler menandai awal perang.

Blok Axis (Jerman, Italia, Jepang) melawan Sekutu (Inggris, Uni Soviet setelah 1941, Amerika Serikat setelah serangan Pearl Harbor 1941, dan negara-negara lain). Perang ini berlangsung di banyak front, termasuk Eropa, Afrika Utara, Asia, dan Pasifik.

Konflik ini lebih luas dan lebih destruktif, menyebabkan kematian sekitar 70-85 juta orang. Holocaust, genosida sistematis terhadap enam juta Yahudi dan kelompok minoritas lain, menjadi salah satu kejahatan paling besar dalam sejarah.

Teknologi militer berkembang pesat dengan hadirnya pesawat jet, radar, rudal, dan senjata nuklir yang pertama kali digunakan dalam perang di Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945.

Dr. Retno Wulandari, pakar Hubungan Internasional, menyatakan, “Perang Dunia II bukan hanya perang militer, melainkan perang ideologi dengan dampak yang menentukan struktur politik dunia selama puluhan tahun.”


Konsekuensi dan Perubahan Peta Dunia Pasca Perang Dunia II

Perang berakhir dengan kekalahan mutlak Blok Axis pada 1945. Bangsa-bangsa dunia membentuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertujuan mencegah konflik global berikutnya.

Dua superpower, Amerika Serikat dan Uni Soviet, muncul sebagai penguasa dunia yang baru, memulai era Perang Dingin. Banyak negara bekas jajahan mulai menuntut kemerdekaan, menandai awal dekolonisasi skala besar.

Banyak wilayah di Eropa dan Asia mengalami kerusakan fisik dan sosial yang memerlukan rekonstruksi besar-besaran. Sistem ekonomi dunia mulai diatur ulang melalui lembaga seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.


Kronologi Singkat Perang Dunia I & II

1914: Awal Perang Dunia I setelah pembunuhan Franz Ferdinand.

1917: Amerika Serikat masuk dalam Perang Dunia I.

1918: Gencatan senjata Perang Dunia I.

1919: Perjanjian Versailles ditandatangani.

1939: Awal Perang Dunia II dengan invasi Polandia.

1941: Serangan Jepang ke Pearl Harbor, Amerika Serikat masuk perang.

1945: Bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki; berakhirnya Perang Dunia II.

1945: Pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).


Warisan Perang Dunia I & II dalam Konteks Global

Dampak kedua perang ini sangat luas, tidak hanya dalam ranah politik tapi juga sosial dan teknologi. Perang Dunia I memicu perubahan peta Eropa dan kemunculan ideologi baru yang kemudian mengarah pada Perang Dunia II.

Setelah Perang Dunia II, dunia memasuki era baru dengan diplomasi multilateral, organisasi internasional, dan upaya mengatur serta mencegah konflik global. 

Namun, warisan perang juga mencakup trauma sosial, pembagian dunia dalam blok-blok ideologi, serta pertumbuhan senjata nuklir yang menjadi ancaman baru.

Prof. Budi Santoso menegaskan, “Memahami Perang Dunia I dan II penting untuk mencegah kesalahan sejarah terulang dan mempromosikan perdamaian global.”

📖 Seri: Peristiwa-peristiwa Kunci yang Membentuk Dunia Modern Bagian 2 dari 6