![]() |
Linglong-1, reaktor modular kecil buatan Tiongkok, menjadi sorotan dunia sebagai SMR komersial pertama. (Foto: Getty Images) |
Pada Juni 2025, Tiongkok mencatat sejarah baru dalam dunia energi nuklir dengan memasuki tahap akhir instalasi Linglong-1, reaktor modular kecil (Small Modular Reactor/SMR) komersial pertama di dunia. Berlokasi di Provinsi Hainan, proyek besutan China National Nuclear Corporation (CNNC) ini menjadi langkah besar Tiongkok dalam mengejar target netral karbon sekaligus mengubah peta energi global.
Reaktor ini dirancang untuk menyediakan energi bersih bagi lebih dari setengah juta rumah tangga, dan menjadi simbol kemandirian teknologi Tiongkok dalam menghadapi krisis iklim.
Dikenal juga sebagai ACP100, Linglong-1 adalah reaktor air tekan generasi ketiga dengan kapasitas 125.000 kilowatt. Setiap tahunnya, reaktor ini bisa menghasilkan sekitar 1 miliar kilowatt-jam listrik—cukup untuk memenuhi kebutuhan energi sekitar 526.000 rumah atau lebih dari 1 juta jiwa.
Yang membuat Linglong-1 berbeda dari pembangkit nuklir konvensional adalah desain modularnya yang ringkas. Ini memungkinkan pembangunan lebih cepat, biaya lebih rendah, dan pemasangan di berbagai lokasi, mulai dari kawasan industri, wilayah terpencil, hingga tambang.
Dari sisi keamanan, Linglong-1 menggunakan sistem keamanan pasif. Artinya, reaktor ini bisa otomatis berhenti beroperasi dalam kondisi darurat tanpa intervensi manusia atau pasokan listrik luar.
Pada 2016, ACP100 menjadi SMR pertama yang lulus tinjauan keselamatan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA)—membuktikan standar keamanannya yang tinggi.
Pembangunan Linglong-1 dimulai pada Juli 2021 di kompleks Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Changjiang, Hainan, dan dikelola oleh anak perusahaan CNNC, Hainan Nuclear Power Co. Ltd. (HNPC). Sejumlah tonggak penting telah dicapai:
Agustus 2023: Pemasangan modul inti, menandai dimulainya tahap instalasi utama.
April 2024: Integrasi sistem kontrol digital untuk efisiensi dan keamanan operasional.
September 2024: Pemasangan stator generator seberat 130 ton—komponen vital pembangkit listrik.
Juni 2025: Masuk tahap instalasi akhir, persiapan untuk uji fungsional dingin sebelum operasi penuh.
Proyek ini ditargetkan rampung pada 2026 setelah proses pembangunan selama 58 bulan. Uji fungsional yang sedang berjalan menunjukkan bahwa Linglong-1 siap menjadi SMR komersial pertama yang beroperasi di dunia—mengukuhkan posisi Tiongkok di garis depan teknologi nuklir.
Linglong-1 bukan hanya inovasi teknologi, tapi juga bagian penting dari strategi Tiongkok menurunkan emisi karbon. Setiap unit reaktor ini diperkirakan mampu mengurangi 880.000 ton emisi karbon dioksida per tahun—setara dengan menanam sekitar 7,5 juta pohon.
Ini sejalan dengan target Tiongkok untuk mencapai puncak emisi sebelum 2030 dan netral karbon sebelum 2060. Dari sisi ekonomi, Linglong-1 akan memperkuat Pelabuhan Perdagangan Bebas Hainan dengan pasokan energi bersih dan stabil.
Desain modularnya juga memungkinkan replikasi cepat di wilayah lain, termasuk daerah dengan infrastruktur terbatas, yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan memperkuat ketahanan energi nasional.
Proyek Linglong-1 merupakan bagian dari Rencana Lima Tahun ke-14 Tiongkok (2021–2025), yang menekankan pengembangan teknologi energi canggih.
Setelah sukses dengan Hualong One (reaktor generasi ketiga berukuran penuh), Tiongkok kembali menunjukkan kemampuannya dalam mengembangkan teknologi SMR secara mandiri—dengan hak kekayaan intelektual sepenuhnya dimiliki sendiri.
Secara geopolitik, Linglong-1 juga punya potensi besar. Dengan biaya efisien dan desain fleksibel, reaktor ini bisa jadi produk ekspor andalan, terutama untuk negara berkembang di Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika Latin yang membutuhkan energi bersih namun memiliki keterbatasan infrastruktur.
Meski menjanjikan, pengembangan SMR seperti Linglong-1 tetap menghadapi sejumlah tantangan. Mulai dari isu keamanan nuklir, pengelolaan limbah radioaktif, hingga penerimaan publik terhadap energi nuklir.
Namun, keberhasilan reaktor ini melewati tinjauan IAEA dan penggunaan sistem keamanan pasif menjadi nilai plus dalam menghadapi tantangan tersebut.
Ke depannya, Linglong-1 berpotensi menjadi model global untuk pengembangan SMR. Dengan waktu pembangunan yang lebih singkat dan biaya yang lebih rendah dibandingkan reaktor konvensional, SMR seperti ini bisa menjadi kunci transisi menuju energi rendah karbon.
Selain pembangkitan listrik, reaktor ini juga bisa digunakan untuk desalinasi air laut dan pemanas regional—memberikan nilai tambah strategis.
Linglong-1 menjadi bukti nyata ambisi Tiongkok dalam memimpin transisi energi bersih melalui teknologi nuklir. Memasuki tahap akhir instalasi pada Juni 2025, reaktor ini tidak hanya selangkah lagi menuju operasi, tetapi juga membuka jalan baru bagi solusi energi masa depan.
Sebagai SMR komersial pertama di dunia, Linglong-1 menawarkan energi yang aman, efisien, dan fleksibel—sekaligus menegaskan posisi Tiongkok sebagai pelopor energi nuklir modern.
0Komentar