Vitali Klitschko: Ukraina mungkin harus korbankan wilayah demi perdamaian

.

Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko (dok. Stefan Wermuth/Reuters)

Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, menyatakan bahwa Ukraina mungkin perlu mempertimbangkan penyerahan sebagian wilayahnya demi terciptanya perdamaian "sementara" dengan Rusia. 

Hal ini diungkapkan Klitschko dalam sebuah wawancara dengan BBC yang dipublikasikan pada Jumat (25/4/2025), di tengah upaya berkelanjutan Amerika Serikat untuk mendorong penyelesaian konflik antara Kyiv dan Moskow.

"Sebagai salah satu skenario, mungkin saja kami harus menyerahkan wilayah. Ini tentu saja tidak adil. Tetapi demi perdamaian, meski hanya sementara, mungkin itu bisa menjadi solusi," ujar Klitschko, mantan juara dunia tinju yang kini menjabat sebagai Wali Kota Kyiv.

Pernyataan tersebut muncul setelah serangan rudal dan drone Rusia mengguncang ibu kota Ukraina, menyebabkan sedikitnya 12 orang tewas dan sekitar 90 lainnya luka-luka.

Dalam wawancaranya, Klitschko menegaskan bahwa sebagai pemimpin Kyiv, ia memiliki tanggung jawab besar untuk melindungi warganya. Ia juga mengisyaratkan bahwa Presiden Volodymyr Zelensky kemungkinan harus mempertimbangkan 
"keputusan yang menyakitkan" demi mengakhiri perang. Namun, ia menegaskan bahwa rakyat Ukraina tidak akan pernah menerima pendudukan oleh Rusia.

Komentar Klitschko ini dilontarkan seiring dengan meningkatnya tekanan dari Presiden AS Donald Trump yang terus mendorong tercapainya kesepakatan damai antara kedua negara. 

Diketahui, salah satu elemen dalam usulan Trump adalah konsesi teritorial, termasuk pengakuan atas kontrol Rusia terhadap Crimea — wilayah yang dianeksasi oleh Moskow sejak 2014.

Sejak invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022, pasukan Moskow telah menguasai sekitar 20 persen wilayah Ukraina. Baru-baru ini, setelah serangan di Kyiv yang menewaskan puluhan orang, Trump memberikan teguran kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. 

Lewat akun Truth Social, Trump menyatakan ketidaksetujuannya terhadap serangan tersebut, menyebutnya sebagai tindakan "tidak perlu" dan "sangat tidak tepat waktunya".

“Saya tidak senang dengan serangan Rusia di Kyiv. Tidak perlu, dan sangat tidak tepat waktunya. Vladimir, hentikan! Sudah 5.000 tentara tewas dalam seminggu. Mari kita capai Kesepakatan Damai!" tegas Trump.

Gedung Putih pun memperingatkan bahwa mereka bisa menghentikan upaya diplomatik jika tidak ada kemajuan berarti dalam waktu dekat. Dalam pernyataan-pernyataannya, Trump tampak lebih lunak terhadap Putin dibandingkan dengan Zelensky, yang sempat disebutnya sebagai "diktator." Sementara itu, utusan khusus Trump dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan Putin pada Jumat (25/4) untuk membahas kelanjutan proses perdamaian.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama