Setelah ditekan AS, China buka front baru di Jepang

.

Bendera China dan Jepang. (jp.fotolia.com)

Di tengah ketidakpastian soal masa depan operasionalnya di Amerika Serikat (AS), TikTok — platform media sosial milik ByteDance asal China — mengambil langkah strategis dengan memperluas layanan e-commerce ke Jepang. Mengutip laporan Nikkei yang disampaikan Reuters pada Senin (28/4/2025), TikTok berencana memasuki pasar belanja online Jepang dalam beberapa bulan mendatang.

Menurut sumber yang berbicara kepada Nikkei, TikTok saat ini sedang merekrut para penjual online untuk bergabung dalam program e-commerce mereka yang bernama TikTok Shop. Pihak TikTok sendiri belum memberikan komentar resmi terkait langkah ini.

TikTok Shop menawarkan konsep bisnis baru yang memadukan interaksi media sosial dengan pengalaman belanja online. Melalui fitur livestreaming, pengguna bisa menjual produk secara langsung dan memperoleh komisi dari setiap transaksi yang berhasil.  

Selain itu, TikTok Shop dikenal dengan strateginya membagikan berbagai diskon menarik, yang turut mendorong pertumbuhan popularitasnya dan menjadikannya pesaing serius bagi platform e-commerce yang lebih dulu mapan.

Perluasan ke Jepang ini sejalan dengan upaya TikTok untuk memperkuat bisnisnya di luar AS. Sebelumnya, pada Maret 2025, TikTok Shop juga diluncurkan di pasar Eropa, termasuk Prancis, Jerman, dan Italia.

Sementara itu, nasib TikTok di AS masih belum menemui kejelasan. Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengungkapkan bahwa keputusan mengenai kelanjutan operasional TikTok di negaranya kembali mengalami penundaan. Awalnya, keputusan tersebut dijadwalkan pada Januari 2025, kemudian ditunda hingga April 2025, dan kini diundur lagi menjadi Juni 2025.

Trump juga memberikan sinyal positif terkait kemungkinan berakhirnya perang tarif antara AS dan China, yang sebelumnya sempat mengguncang pasar global.

TikTok sendiri telah menjadi platform yang sangat populer di AS, digunakan hampir oleh setengah dari populasi negara tersebut. Pada 2024, pemerintahan Joe Biden mengesahkan aturan yang mewajibkan ByteDance untuk mendivestasikan TikTok atau menghadapi potensi pemblokiran nasional. 

Namun setelah Trump menjabat, jalur negosiasi dibuka kembali. Hingga akhir April 2025 ini, negosiasi tersebut masih berlangsung tanpa kepastian hasil akhir.

 

Lebih baru Lebih lama