![]() |
Rudal pertahanan Patriot (Foto: REUTERS/Kacper Pempel) |
Komandan tertinggi militer Amerika Serikat untuk kawasan Asia-Pasifik, Laksamana Sam Paparo, mengonfirmasi bahwa sistem pertahanan rudal Patriot telah dipindahkan dari kawasan Indo-Pasifik ke Timur Tengah. Menurut laporan media, proses pemindahan ini melibatkan hingga 73 pesawat kargo C-17 untuk membawa satu sistem rudal tersebut.
Baca Juga
Pemindahan ini merupakan bagian dari peningkatan kekuatan militer AS di Timur Tengah, yang diperintahkan langsung oleh Presiden Donald Trump, seiring meningkatnya ketegangan dengan Iran terkait ancaman terhadap fasilitas nuklir negara tersebut.
Di saat yang sama, militer AS terus meningkatkan serangan udara terhadap kelompok Houthi di Yaman. Sejak pertengahan Maret, kampanye militer terhadap kelompok itu meningkat, menyusul instruksi presiden agar militer mengambil langkah lebih agresif guna menghentikan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Selain Patriot, AS juga mengerahkan sistem pertahanan udara canggih lainnya, seperti Terminal High Altitude Area Defense (THAAD), yang dilaporkan telah ditempatkan di Israel.
Sementara itu, kapal induk USS Carl Vinson, yang membawa jet-jet tempur F-35C, telah tiba di kawasan untuk bergabung dengan USS Harry S. Truman yang sudah lebih dulu berada di wilayah tersebut sejak Desember. Kedatangan kapal induk tambahan ini menjadi bagian dari strategi unjuk kekuatan di kawasan tersebut.
Menurut pejabat Departemen Pertahanan AS, lebih dari 100 sasaran Houthi telah diserang sejak dimulainya operasi udara bulan lalu. Menteri Pertahanan Pete Hegseth juga telah menginstruksikan pengerahan tambahan skuadron dan sistem pertahanan udara ke wilayah tersebut.