Wamenperin pastikan gangguan ormas di proyek pabrik BYD sudah diatasi

.

Wamenperin Faisol Riza/Foto: Erlangga/dpr.go.id

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza membenarkan adanya insiden premanisme oleh oknum organisasi masyarakat (ormas) yang mengganggu proyek pembangunan pabrik mobil listrik BYD asal Tiongkok di Subang, Jawa Barat.

"Sudah, sudah kami cek," ujar Faisol kepada media di Kantor Kementerian Perindustrian. Ia menegaskan bahwa gangguan tersebut telah ditangani dengan baik oleh pihak perusahaan. Faisol juga berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa depan.

"Hal seperti itu biasa terjadi. Kami berharap ke depannya tidak terulang. Kami sudah berkomunikasi, dan BYD menyampaikan bahwa mereka mampu menangani situasi ini," tambahnya.

Sebelumnya, laporan terkait gangguan oleh ormas ini diungkapkan oleh Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, dalam kunjungannya ke Shenzhen, Tiongkok. Eddy menilai bahwa pemerintah perlu bertindak tegas terhadap aksi-aksi premanisme yang dapat mengganggu iklim investasi.

"Permasalahan ini harus ditangani dengan ketegasan. Jaminan keamanan adalah syarat mutlak untuk menarik investasi ke Indonesia, termasuk dalam proyek pembangunan fasilitas produksi mobil listrik BYD senilai Rp11,7 triliun di Subang Smartpolitan, Jawa Barat," jelas Eddy.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Nurul Ichwan, turut mengomentari hal tersebut. Ia menyatakan telah mengetahui laporan itu dan akan segera mengonfirmasi langsung kepada pihak BYD.

"Insyaallah hari ini saya akan menghubungi pihak BYD untuk memastikan situasi sebenarnya. Bukan berarti informasi yang beredar tidak benar, tapi kami perlu mengetahui detailnya langsung dari sumbernya," ujar Nurul di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (23/4/2025).




Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama