![]() |
Seorang analis intelijen militer AS, Korbein Schultz, dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara setelah terbukti membocorkan informasi pertahanan sensitif kepada pihak terkait China. (AFP) |
Seorang analis intelijen militer Amerika Serikat, Korbein Schultz, dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara setelah terbukti menjual informasi pertahanan rahasia kepada pihak yang berhubungan dengan China. Schultz dilaporkan membocorkan puluhan dokumen sensitif yang mencakup sistem senjata, strategi militer, hingga kegiatan latihan tentara AS di kawasan Asia.
Penangkapan Schultz terjadi pada Maret 2024 di Pangkalan Militer Fort Campbell, yang terletak di perbatasan Kentucky dan Tennessee. Memiliki izin akses keamanan tingkat tinggi (top-secret clearance), ia mampu mengakses berbagai informasi penting terkait militer AS.
Menurut pernyataan Departemen Kehakiman AS, Schultz mengaku bersalah pada Agustus 2024. Ia menghadapi sejumlah dakwaan berat, termasuk konspirasi untuk memperoleh dan membocorkan informasi pertahanan nasional, mengekspor data teknis militer secara ilegal, serta menerima suap sebagai pejabat publik.
Direktur FBI Kash Patel menyebut hukuman ini sebagai peringatan keras bagi siapa pun yang berniat mengkhianati negara. Berdasarkan dokumen pengadilan, Schultz menyerahkan setidaknya 92 dokumen militer sensitif kepada seseorang yang tinggal di Hong Kong, yang diyakini memiliki hubungan dengan pemerintah China. Atas tindakannya, Schultz menerima imbalan sebesar 42.000 dolar AS (sekitar Rp 705 juta).
Beberapa dokumen yang bocor mencakup analisis pelajaran militer dari konflik Rusia-Ukraina, rencana penerapan strategi untuk kemungkinan konflik di Taiwan, hingga data mengenai kesiapan militer China serta aktivitas militer AS di Korea Selatan dan Filipina.
Jaksa Agung AS, Pam Bondi, menegaskan bahwa pemerintah akan terus meningkatkan kewaspadaan terhadap upaya spionase, khususnya yang menargetkan militer AS. Ia memperingatkan bahwa pelaku kebocoran rahasia negara akan menghadapi hukuman berat.
Kasus Schultz menambah daftar panjang insiden spionase yang melibatkan China. Sebelumnya, dua anggota Angkatan Laut AS di California juga ditangkap atas tuduhan serupa, dengan salah satunya, Wenheng Zhao, telah divonis 27 bulan penjara pada awal 2024.